Di zaman sekarang, jadi orang yang peka itu penting. Tapi jadi terlalu baper alias bawa perasaan juga bisa bikin capek sendiri. Serba salah rasanya: mau peduli takut dianggap kepo, mau cuek malah dibilang nggak punya empati.
Padahal, jadi orang yang tidak mudah baper tapi tetap peduli itu bisa kok. Kuncinya ada pada bagaimana kamu mengelola emosi dan memposisikan diri dengan bijak. Yuk, simak beberapa cara sederhana berikut ini biar kamu tetap jadi orang yang hangat, tanpa gampang terbawa perasaan.
1. Pahami Emosimu Sendiri Sebelum Menanggapi Orang Lain
Sering kali kita baper karena tidak menyadari perasaan kita sendiri. Misalnya, ketika seseorang ngomong agak ketus, kita langsung tersinggung. Padahal, bisa jadi kita sedang lelah atau sensitif karena hal lain.
✅ Nasihat solutif:
Setiap kali kamu merasa tersinggung, berhenti sejenak dan tanya ke diri sendiri,
“Perasaan ini muncul karena dia, atau karena aku lagi capek?”
Dengan mengenali emosimu lebih dulu, kamu bisa merespons dengan kepala dingin, bukan dengan reaksi spontan.
2. Jangan Langsung Mengambil Segala Sesuatu Secara Pribadi
Tidak semua komentar, sikap, atau ekspresi orang lain ditujukan untuk menyakitimu. Kadang mereka sedang kesal, terburu-buru, atau punya masalah pribadi. Tapi kalau kamu selalu menganggap semuanya tentang kamu, itu akan melelahkan.
✅ Nasihat solutif:
Latih diri untuk berpikir netral:
“Mungkin dia memang lagi ada masalah, bukan berarti dia benci aku.”
Sikap ini bisa mengurangi drama batin dan membuatmu tetap peduli tanpa merasa diserang.
3. Bangun Batas Emosi yang Sehat
Jadi orang yang empati bukan berarti kamu harus menyerap semua masalah orang lain. Kalau kamu ikut sedih setiap kali temanmu curhat, lama-lama kamu bisa burnout secara emosional.
✅ Nasihat solutif:
Tetapkan batasan: kamu bisa hadir, mendengarkan, dan memberi dukungan, tapi tidak harus ikut tenggelam dalam masalah mereka.
Katakan ke diri sendiri, “Aku peduli, tapi aku juga harus jaga diriku.”
4. Kurangi Ekspektasi, Perbanyak Pengertian
Salah satu pemicu baper adalah ekspektasi yang tidak realistis. Misalnya, kamu bantu orang lalu berharap mereka akan membalas kebaikanmu. Saat harapan tidak sesuai kenyataan, kamu jadi kecewa.
✅ Nasihat solutif:
Lakukan kebaikan karena kamu ingin, bukan karena kamu menuntut imbalan.
Kalau kamu mulai dari niat yang ikhlas, kecewa itu bisa dikurangi. Dan kalau orang lain ternyata menghargai usahamu, itu bonus.
5. Perkuat Komunikasi dengan Cara yang Asertif
Kadang baper muncul karena komunikasi yang kurang jelas. Kamu berharap orang lain peka, tapi kamu sendiri nggak pernah ngomong. Atau kamu menyimpan perasaan dan berharap mereka mengerti.
✅ Nasihat solutif:
Latih cara komunikasi asertif, bukan agresif atau pasif. Misalnya:
-
“Aku merasa nggak nyaman tadi pas kamu ngomong kayak gitu, bisa kita bahas?”
-
Bukan: “Terserah kamu deh! Tahu nggak sih aku tuh sakit hati!”
Dengan cara ini, kamu tetap peduli tanpa menyudutkan, dan orang lain juga lebih paham perasaanmu.
6. Fokus pada Fakta, Bukan Dugaan
Orang yang gampang baper sering kali hidup dalam asumsi. Misalnya:
-
“Dia nggak jawab chat, pasti dia males ngobrol sama aku.”
-
“Dia jawab singkat, jangan-jangan marah.”
✅ Nasihat solutif:
Tahan diri untuk tidak membuat cerita sendiri. Kalau bingung, mending tanya baik-baik atau tunggu penjelasan yang jelas. Pikiranmu lebih tenang saat kamu berpegang pada fakta, bukan imajinasi negatif.
7. Rawat Diri Sendiri Secara Emosional
Kadang kita baper karena emosi kita sudah penuh. Mirip seperti gelas yang sudah nyaris tumpah, cukup satu tetes masalah kecil langsung luber. Itu tandanya kamu perlu recharge secara emosional.
✅ Nasihat solutif:
Lakukan hal-hal yang membuatmu tenang dan bahagia: olahraga, journaling, ngobrol santai, tidur cukup, atau sekadar rebahan tanpa beban.
Kamu nggak bisa jadi penampung emosi orang lain kalau wadahmu sendiri bocor.
Sensitif Itu Nggak Salah, Asal Tahu Batasnya
Baper bukan sesuatu yang harus dibenci. Itu tanda kamu peka, punya hati. Tapi kalau kamu ingin jadi peduli tanpa lelah secara emosional, maka kamu perlu belajar mengatur perasaan dengan bijak.
Kamu bisa kok jadi orang yang hangat, perhatian, dan tetap waras. Kuncinya adalah kenali dirimu, jaga batas, dan jangan terlalu cepat menyimpulkan sesuatu.
Yuk, belajar jadi peduli tanpa harus selalu terluka!
0Komentar